Ada satu hal
menarik yang akan jadi kegiatan rutin Saya selama tiga bulan terakhir di
Morotai, Night Diving. Dulu saya
paling takut dengan yang namanya night
diving. Diving di malam hari,
gelap gulita, dingin, dan ada rasa ketakutan akan bersenggolan dengan karang
atau hewan-hewan karang lain yang mungkin saja membahayakan (atau mungkin Saya
yang berbahaya bagi mereka?). Tidak memiliki masker selam dengan lensa minus
mungkin menjadi alasan utama Saya takut untuk diving di malam hari. But,
heyy... Semua Berubah ! hahha
Sepertinya semua
berubah semenjak di Morotai Saya dapat masker selam dengan lensa minus, and luckly lensanya sesuai dengan minus mata
Saya. Itulah mungkin suka duka orang dengan mata minus huhuhu.. hehe curhat
sedikit. Jadi ketakutan menyelam dekat dengan karang muncul karena adanya
keterbatasan jarak pandang, soo
ketika saya sudah bisa melihat dengan baik saat menyelam, Saya akhirnya
penasaran dan ketagihan untuk diving
di malam hari. Sebenarnya bukan ketagihan sih, tapi ada tugas dari owner dive center untuk melakukan night dive. Pliss help me with your doa, supaya selama Saya berkegiatan di
Morotai bisa lancar sentosa.
Pertama kalinya
Saya diving malam itu pada bulan
Januari 2018 bersama teman baru Saya, namanya Ratih. Sebenarnya Ratih ini teman
SMA dari teman Saya di kampus, kita baru kenal sejak di Morotai dan yaauda ayok
kita diving! Bertempat di Wawama,
bersebelahan dengan Paix Coffee (bukan promosi) Saya, Ratih, Datuk, Ko Biman, Rama, dan Buyung dalam satu grup malam itu. Kita sudah bersiap-siap diving sejak jam 6 sore. Setelah magrib
kita langsung meluncur masuk kedalam air, shore
entry sekitar 50 meter, masing-masing penyelam sudah membawa dan
menyalahkan senternya, kemudian mulai menenggelamkan diri masuk dalam lautan
yang gelap.
Menyelam pada
kedalaman maksimal 10 meter, dingin, gelap, tidak ada suara selain suara
tarikan nafas dan gelembung-gelembung yang muncul dari sisa nafas penyelam. Sinar-sinar
kecil dari senter penyelam yang muncul dalam gelap, berjarak sekitar 1-2 meter
dari Saya. Suasana hening dalam gelap, suara gelembung yang samar-samar
terdengar menemani selama penyelaman, sinar senter yang terlihat sibuk mengarah
ke permukaan karang, mencari si cantik and
iconic Walking Shark. Mungkin itu beberapa moment yang paling teringat pada penyelaman malam pertama Saya.
Selain itu Saya
juga baru memahami cara mengaplikasikan hand
signal saat menyelam malam, melihat ikan-ikan tidur, ada telur cumi-cumi
yang mengambang di perairan, plankton yang menyala dan berenang bebas, ada juga
dua penyu yang sempat menyapa kita. Namun sayang beribu sayang, malam itu kami
belum berhasil bertemu dengan walking
shark itu. Memang dasarnya saya orang yang nerimaan (alias mirip-mirip
dengan kata pasrah) yaudalah it’s oke
belum waktunya bertemu dengan walking shark ini. And hoppefully i will meet the walking shark on my next night
diving, see you.
Thankyou for read my blog...
Kalo kata orang-orang, salam gelembung !
Seru juga ya diving malam hari... jd pingin..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus