My two days and one night in Tobelo, North Halmahera .
Bermodal Rp 105.000 untuk mendapatkan tiket speedboat,
tujuan Daruba-Tobelo dengan waktu tempuh 1,2 sampai 2 jam. Jam 8 pagi speedboat pertama sudah melaju menuju
Tobelo, dan speedboat kedua menunggu sedang penumpangnya penuh.
Tidak butuh waktu lama, speedboat kedua siap berangkat. Saya
duduk di bangku paling depan sebelah kanan pagi itu, dekat dengan sang motoris, suasana di dalam kapal penuh dengan penumpang dan
barang bawaannya. Cipratan air laut yang masuk ke dalam kapal melalui
jendela-jendela kecil memaksa penumpang menutup jendela, menciptakan hawa
panas. Melaju sekitar 20 menit di tengah laut, separuh penumpang sudah mulai terlelap
dalam tidurnya. Menikmati bangku dengan busanya yang tipis, dan goncangan kapal oleh pukulan ombak. Tidak terkecuali Saya sendiri tentunya.
Sesampainya di Tobelo Saya dijemput oleh teman Saya dari Shark Diving, Kak Rika namanya. Langsung saja Saya
diantarkan menjalankan misi mencari kacamata baru, karena kacamata Saya patah.
Lalu kami pergi makan siang di kosannya yang cozy, istirahat siang dan kemudian Saya diajaknya
jalan-jalan menuju Galela. Daerah di sebelah utara kota Tobelo, cukup jauh kami
berkendara, selain itu hawanya dingin seperti sedang di kota Magelang.
Saya diajak mampir ke tiga tempat yang
super cantik, pertama ke tempat Kak Rika sering camping di pinggir pantai, lokasi uderwater vulcano dekat Tanjung Bongo, dan terakhir Danau Duma.
Tempat camping Kak Rika ini berada
dekat dengan tempat wisata pantai di Galela, hanya saja untuk mencapainya perlu
berbelok ke arah timur sedikit saat memasuki kawasan wisata tersebut. Dari sini juga dia biasa menikmati pagi sambil memandang sekelompok lumba-lumba yang berenang dekat pantai.
Me and Kak Rika in her camping ground, di tepi pantai. |
Selanjutnya kami melaju lebih jauh menuju Galela, di tengah jalan kami
berbelok ke arah laut disebelah kanan jalan. Ternyata dari sini Saya bisa
melihat dive spot milik Shark Diving, underwater vulcano.
Me on frame, taken by Kak Rika. |
view from pinggir pulau yang penuh ilalang. |
Menjelang sore, matahari mulai bergerak ke arah barat, sebelum matahari
terbenam kami sudah harus sampai di pinggir danau untuk
menunggu sunset, berfoto-foto sambil
bersantap malam. Danau Duma saat itu penuh dengan eceng gondok yang sedang mekar bunganya,
pemandangan hijau dan bunga-bunga ungu terhampar dari tepi sampai tengah danau. Ada
beberapa rumah makan yang berjejer di tepi danau waktu Saya berkunjung kesana,
suasananya agak sepi, mungkin karena bukan hari libur. Tapi terlepas dari itu
Kami jadi bisa menikmati pemandangan dan makanan dengan lebih leluasa hhaha.
tempat makan di pinggir Danau Duma |
pemandangan dari tepi danau |
By the way makanannya enak sekalii,
ada pisang goreng mulut bebek dengan bentuknya yang ramping, rasanya
gurih-gurih manis, dan dabu-dabunya bikin lupa diri. Belum juga ikan bakar Kami
makan, Saya sudah kenyang duluan karena pisang goreng. Tapi nasi putih, ikan
bakar, sayur kangkung, dabu-dabu mantah, dan es teh manis tidak bisa dilewatkan
begitu saja. Eitss Kita juga ditemani
mangga super manis dengan seratnya yang menggoda, Saya lupa namanya. Tapi
seratnya banyak sekali, dan sangking manisnya sampai mau mabuk rasanya.
menu santap malam di pinggir danau |
bonus, favorit view saat sunset and dinner time. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar